Pesta Demokrasi Pemilihan Ketua OSIS SMK Negeri 2 Pasuruan Periode 2024-2025
Dalam kurikulum merdeka dirancang projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5), salah satu temanya adalah Suara Demokrasi. Dalam kegiatan P5 ini siswa diajak untuk melaksanakan demokrasi yaitu Pemilihan Ketua OSIS periode 2024-2025. SMK Negeri 2 Pasuruan melaksanakan kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Pemilihan Ketua OSIS yang digelar selayaknya Pemilu (Pemilihan Umum). Keseruan pada kegiatan ini sangatlah nyata diindikasikan dengan antusiasme para siswa untuk mendaftarkan diri menjadi kandidat Calon Ketua OSIS yang cukup tinggi. Dari sekian orang calon yang mendaftar maka ditetapkan 3 (tiga) pasang calon Ketua OSIS yang akan memimpin periode 2024-2025 yaitu :
- Achmad Ivan Permana Supianto (XI TKRO 3)
- Shoma Ayudya (XI TPTUP 1)
- Agung Surya Bhaskara (XI TEI 2)
Pada hari Rabu 11 September 2024, ketiga pasangan calon telah memaparkan program kerja mereka pada acara debat calon ketua OSIS periode 2024-2025. Pada kegiatan tersebut ketiga calon juga saling bertanya jawab tentang program kerja masing-masing calon ketua OSIS yang juga disertai pertanyaan dari siswa dan juga majelis guru serta tenaga kependidikan. Kegiatan pemilihan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan panen raya, dimana dalam kegiatan panen raya para siswa menampilkan segala produk yang dikerjakan selama kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila atau P5.
Melansir dari dokumen yang diterbitkan oleh Kemendikbudristek, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini menjadi salah satu fokus Kemendikbudristek karena diyakini dalam mencapai visi pendidikan Indonesia, yaitu mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project-based learning) yang berbeda dengan pembelajaran berbasis projek dalam program intrakurikuler di dalam kelas. Melalui projek ini, siswa mendapatkan kesempatan untuk belajar dalam situasi yang tidak formal, struktur belajar yang lebih fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan terlibat langsung dengan lingkungan sekitar. Dengan begitu, berbagai kompetensi yang mereka miliki akan lebih terasah.